Wuss, dua sepeda melompat tepat diatas kepala, aku menunduk kaget melihat sepeda yang beterbangan seperti ayam di tengah hutan yang sunyi seperti ini. Ternyata tempat ini adalah track latihan sepeda downhill, pantas pemandangan seperti ini dianggap lazim bagi orang sekitar, terletak di tengah hutan lindung yang termasuk kawasan wisata Tangkuban Perahu dan Jalur pendakian Jayagiri di Lembang, wilayah Utara Bandung, kota selingkuhan yang cantik, untuk yang mulai bosan dengan keanggunan Bandung, dan disini Folding Bike Traveler edisi kedua dimulai.
Bandung, kota yang kini sedang ada dibawah lampu panggung, sedang tenar-tenarnya dengan berbagai inovasi dan gebrakannya dalam mengelola kota, mungkin tidak lepas dari jasa sang Walikota yang baru, Ridwan Kamil, kota ini disulap menjadi kota festival, dimana semua taman dihias, didandani dan dinamakan sesuai dengan wilayah atau ciri khasnya masing-masing, ada Taman Musik, Taman Sepeda, Taman Vanda, bahkan yang paling nyentrik, Taman Jomblo, Bandung kini, seperti seorang gadis muda yang sedang jatuh cinta dan gemar-gemarnya mencoba berbagai
make up, untuk membuat dirinya semakin cantik. Tidak jauh dari kota cantik itu, Lembang, sahabat dekat bandung juga tidak kalah menariknya, terletak di sebelah Utara kota Bandung, sedikit menanjak dan melewati curamnya patahan Lembang, kota ini sering menjadi pelarian saat masa liburan, baik oleh wisatawan dari luar kota, ataupun wisatawan dalam kota Bandung yang penat karena kotanya sendiri dipadati wisatawan dari berbagai daerah.
Perjalanan dari Bandung ke Lembang memakan waktu sekitar satu jam, terhitung cepat karena tidak melewati jalan raya Lembang, alih-alih bermacet-macetan disana kami memilih jalur alternatif Dago bengkok, dan daerah ini tidak mengecewakan, kiri dan kanan dihiasi oleh bukit-bukit hijau yang rimbun dan sejuk, benar-benar udara yang menyenangkan, hingga tak terasa kami sampai di pintu masuk jalur menuju cikole, sebenarnya ini jalur alternatif keluar Tangkuban Perahu, namun ditutup dan dialih fungsikan menjadi
Bike Park.
Tiket masuk ke wilayah ini sebesar Rp. 10.000 untuk seharian penuh dihitung per sepeda yang dibawa masuk kedalam kawasan, kawasannya asri dan jalannya baru di aspal, cukup nyaman untuk dilewati, namun sayang jalan aspalnya hanya sampai garis
finish track, untuk menuju garis
start di puncak bukit, harus melewati jalan bebatuan yang rusak. Total ada tiga
Track dengan tingkat kesulitan
obstacle dan panjang lintasan yang berbeda-beda, mulai dari pemula hingga
track yang biasa digunakan atlet, selain itu, tempat rekreasi ini juga dilengkapi pondok, mushola dan kamar kecil untuk yang membawa serta keluarganya berwisata.
Jadi untuk yang suka bersepeda atau ingin mencoba sensasi bermain sepeda downhill bisa mencoba track di Cikole Bike Park ini, untuk yang pemula dan awam soal sepeda, tidak perlu khawatir karena selain menawarakan track downhill, cikole bike park juga terintegrasi dengan track-track sepeda yang lebih landai dan dapat dinikmati oleh keluarga, seperti, track Jayagiri 1, track Jayagiri 2, track Jayagiri 3, track Gunung Putri, track Jurasic Park, track Boscha, semuanya merupakan track bersepeda dengan pemandangan alam yang indah dan terkenal di daerah Bandung-Lembang. Mau diantar dan dipandu sekalian? Hubungi saya saja. :D
Photo by:
anak-anak @GBITB
Faddin khaeruman
Paulus Sidabalok
Yudha hamdi Arzi
|
Perjalanan ke daerah Cikole |
|
Iron Horse Pinjaman |
|
Salah satu Track |
|
Loading menuju garis start, sepeda ditumpuk |
|
Menembus Ilalang |
|
Lompatan Whip |
|
Sepeda 27 Inch |
|
Gap yang cukup tinggi |
|
Tempat Beristirahat di garis finish |
|
Anak-anak GB-ITB |
|
Loading dari Bandung ke Lembang |
Untuk loading dri bawah ke atas trek bayar berapa pak?
BalasHapusBerapa biaya loding dari bawah ke atas pak
BalasHapusLuar biasa, selamat mencoba...
BalasHapus